Menyikapi kasus kenaikan angka peceraian di Garut karena judi Online dan utang online menjadi peristiwa serius yang menggambarkan liabilitas ekonomi dan sosial warga. Lebih dari 6.000 tuntutan perpisahan terdaftar di Pengadilan Agama Garut sampai November 2024, dan diprediksi jumlah janda dan duda baru capai 14.000 orang di akhir tahun (di lansir dari Nusantar TV.com), ini menjadi tanda riil dari kritis multidimensi. Berdasar teori lingkaran kemiskinan (Nurkse, 1953), penekanan ekonomi menggerakkan pribadi cari jalan singkat lewat taruhan online atau utang online yang malah jadi memperburuk kondisi dengan menambahkan beban hutang. Keadaan ini membuat imbas berantai seperti keruntuhan keluarga, trauma psikologis pada anak, bertambahnya kemiskinan, dan pengurangan keproduktifan dalam masyarakat.

 

Jika peristiwa ini tidak diatasi segera, karena periode panjang akan mencakup kritis kepribadian, peningkatan angka kemiskinan, dan angkatan muda yang rawan secara psikis karena berkembang di tempat keluarga yang tidak serasi. Kanak- kanak korban perpisahan, untuk teori Broken Home( Ackerman, 1960), memiliki risiko semakin lebih besar temui masalah emosional, prestasi akademik yang berkurang, dan keterkaitan dalam sikap menyelimpang di masa datang. Bukan hanya itu, karena ekonomi akan terus menjadi semakin makin tambah meluas karena hutang rumah tangga yang tidak termonitor dapat jadi parah kondisi makroekonomi daerah.

 

Jalan keluar yang pas membutuhkan peraturan mendalam dan berbasiskan data. Pertama, pemerintahan harus mempererat pemantauan pada website judi online dan utang online ilegal dengan memblok akses lewat peraturan lebih tegas, dan jatuhkan ancaman berat ke aktor. Ke-2 , pemerintahan harus meluaskan program literatur keuangan dan digital, terutama di wilayah pada tingkat pendidikan rendah, untuk tingkatkan kesadaran warga mengenai dampak negatif taruhan online judi bola dan utang online. Support ekonomi produktif berbentuk training ketrampilan dan kontribusi modal usaha untuk keluarga terimbas juga dibutuhkan supaya mereka tidak cari jalan keluar instant lewat lajur beresiko.

 

Disamping itu, memerlukan service konseling psikologis dan pemulihan untuk pencandu taruhan online dan perantaraan untuk pasangan yang hadapi perselisihan ekonomi untuk menghambat perpisahan. Jalan keluar ini sesuai lewat pendekatan famili resilience theory (Walsh, 2006), yang mengutamakan keutamaan support emosional, perbaikan perekonomian, dan lingkungan yang memberikan dukungan untuk membuat lagi keluarga yang konstan. Dengan beberapa langkah terarah dan kerjasama di antara pemerintahan, instansi hukum, dan warga, persoalan ini bisa didesak dengan krusial. Peraturan yang fokus pada penangkalan dan rekondisi akan membuat warga lebih sejahtera, memiliki daya, dan kuat hadapi rintangan ekonomi di masa datang.